MENGENAL METODE MIKROSEISMIK
Nah, Kenapa cerita kali ini tentang metode mikroseismik?
Pertama karena Skripsi saya menggunakan metode ini, Kedua saya mendapat kesulitan mengenal mikroseismik karena belum terlalu banyak referensi yang berbahasa Indonesia. Ketiga, karena metode ini belum terlalu dikenal sama teman-teman geofisika. Yups, saya mengenal metode ini pertama kali saat melakukan Kerja Praktek di PT. Kaltim Prima Coal, salah satu perusahaan batubara yang berada di Kabupaten Kutai Timur (KALTIM) dengan mengambil kasus "Identifikasi Dampak Blasting Dengan Menggunakan Metode Mikroseismik di Jembatan ADM 02 PT.Kaltim Prima Coal".
Metode Mikroseismik merupakan metode seismik Pasif yang merekam semua getaran yang terjadi di alam baik yang terjadi karena kegiatan manusia ataupun aktivitas alam. Alat yang saya gunakan adalah Summit Mvipa yang dapat merekam PPV up to 175 mm/s, kita juga bisa membatasi getaran yang dapat direkam, misalnya kita meletakan salah satu station di daerah yang banyak aktivitas manusia sehingga batas trigger bisa kita set 0.02 mm/s sementara untuk station yang jauh dari aktivitas manusia bisa kita gunakan trigger 0.01 mm/s atau 0.001 mm/s sensitivitasnya.
Main Unit Summit Mvipa
Summit Mvipa merupakan Main Unit dari alat mikroseismik ini, alat ini dapat langsung menampilkan rekaman getaran seperti yang bisa teman-teman lihat dalam gambar. Setiap Main Unit dilengkapi dengana satu sensor dan 1 kabel penghubung. Alat ini memiliki baterai yang bisa bertahan 2 Hari, keistimewaan dari alat yang satu ini yaitu kita bisa melakukan perekaman secara online dan 24 jam dengan menggunakan baterai cadangan yang langsung di sambungkan dengan sollar cell.
Ini merupakan gambar main unit yang dipasang dalam box yang disambungkan dengan solar cell
Ini merupakan gambar pengambilan yang dilakukan secara manual dengan
menggunakan baterai dari main unit
Dalam Kerja Praktek yang saya lakukan, saya menganalisis adanya event microseismic yang mengindikasikan rekahan atau yang biasa kami sebut microcrack di Jembatan yang saya amati. event microseismic biasanya ditandai dengan adanya kontras amplitudo, high frequency dan beberapa parameter lainnya yang harus diamati. Dari event tersebut kita dapat mengetahui besar event microseismic, Magnnitude, dan posisi (x,y,z) event tersebut. yuhuu, kita bisa memodelkan rekahan yang terjadi dengan Model 3D, mengetahui seberapa besar rekahan tersebut dapat mengetahui kekuatan dari event tersebut.
Metode ini sudah digunakan oleh Perusahaan tambang Emas terbesar di dunia dengan sistem underground yaitu PT. Freeport Indonesia dan tambang Minyak dan Gas. Dengar-dengar metode ini akan menggantikan metode konvensional dalam bidang Minyak dan Gas loh.. !
Apakah kamu tertarik ?
Apakah kamu juga termasuk orang yang baru mengenal mikroseismik? Comment dibawah ya dan jangan lupa cantumkan asal kamu.
Follow IG :
Terima kasih ya kak buat info nya, salam kenal saya Faiz Nafi dari teknik geologi universitas trisakti
BalasHapus